Selasa, 02 Desember 2014

KUBAYAR WAKTU 1 JAMMU NAK

JANGAN PERNAH LUPA


Ku Bayar Waktu 1 Jam mu, Nak!
Al kisah ...seorang pemuda yang dibesarkan dengan belaian kasih ibu tercintanya. Setelah beranjak usia produktif, muncul keinginan besar dari pemuda tersebut ingin mandiri dan membahagiakan ibunya. Wal hasil.. dengan kerelaan yang berat, sang ibu merelakan anaknya merantau ke negeri seberang yang konon perekonomiannya jauh di atas bangsa ini, apa lagi dibandingkan dengan ekonomi di kampungnya.
Seiring waktu dan secara bertahap sang anak mengalami kesuksesan di rantau, kesuksesan yang disertai dengan kesibukan yang seimbang. Gajinya yang tergolong besar bahkan sangat besar jika dibanding dengan pembesar yang ada di negeri ini memang layak diterima sang anak jika dilihat dengan aktivitas dan kesibukannya.
Keinginan untuk membahagikan ibunya di kampung tetap merupakan skala prioritasnya. Hampir tiap bulan sang anak memberi ibunya uang yang nilainya sangat besar. Sang ibu membuat kantong dari kain, setiap kali sang ibu mendapatkan uang kiriman anaknya, sang ibu menyimpannya di kantong kain tersebut.
Waktu terus berlalu.., sudah bertahun tahun sang anak tidak pulang. Uang kiriman sang anak sudah memenuhi isi kantong kain milik ibunya, tidak terhitung lagi jumlah bersihnya. yang jelas jumlahnya jauuuh melebihi gaji sang anak untuk tiap bulannya.
Pagi hari raya pun tiba...ini adalah pagi hari raya ke 5 kalinya sang anak tidak pulang ke kampung halamannya. Sang ibu duduk sendirian di kursi santainya, secarik kertas yang bertuliskan sederet nomor terlihat erat digenggaman sang ibu, beberapa kali dibacanya, kemudian digenggamnya kembali. Dengan bantuan seseorang di kampungnya, sang ibu meminta untuk dapat berbicara kepada anaknya lewat beberapa digit nomor yang tercantum di kertas lusuh akibat eratnya genggaman.
Jauh di rantau sana, terdengar dering telpon selluler milik sang anak. Terlihat di layar handphone beberapa digit nomor yang tidak dikenal. Komunikasi pun tersambungkan.. "Siapa ini..??" kata anaknya. "Ini ibumu mau bicara," jawaban dari seseorang yang membantu ibunya tersebut yang sejurus kemudian memberikan ganggang telpon ke ibu pemuda tersebut. Ganggang telpon sudah di tangan sang ibu, untuk beberapa saat tidak ada kata yang bisa diucapkan sang ibu. Akhirnya hanya sebait kalimat saja yang keluar dari mulut sang ibu saat itu. "Bisa kau pulang walau untuk satu hari, Nak??". Sejurus kemudian sang ibu langsung meletakkan ganggang telpon ke dudukannya semula, bersamaan dengan itu dari handphone sang anak langsung terdengar nada bit berulang-ulang yang menunjukkan putusnya komunikasi.
Sang anak sudah tidak bisa konsentrasi lagi saat itu, naluri sebagai seorang anak mencuat, sosok sang ibu langsung terlintas ditiap butiran darah yang mengaliri otaknya, otaknya benar-benar buntu untuk memikirkan apapun, yang ada dalam isi otaknya adalah "pulang dengan amat sangat segera." Tanpa persiapan dan perencanaan apapun, sang anak membatalkan apapun yang menjadi agendanya hari itu. Dirinya segera menuju arah bandara dan menaiki pesawat yang paling cepat keberangkatannya hari itu menuju ibu kota provinsi di mana kampungnya berada. Dari ibu kota provinsi tersebut sang anak harus menaiki bus beberapa jam untuk sampai ke kampung halamannya.
Tiba di kampung....
Lama sang anak berdiri di depan halaman rumah. Sebuah rumah yang sudah lama ia tinggalkan dan terlihat sepi. Air matanya mengalir sebelum sosok ibunya terlihat olehnya, sang ibu yang sudah bertahun tahun ia tinggalkan. Sang ibu masih berada di kursi santainya, tidak ada kata-kata yang terlontar ketika itu melainkan hanya sembah sujud yang disertai isak tangis dan air mata sang anak. Sementara sang ibu belum menampakkan reaksi apapun, belum terlihat butiran air mata yang merembes di pelupuk matanya. Sikapnya masih sulit untuk ditebak ketika itu.
Beberapa menit kemudian...
Situasi pun mereda, suasana sudah mulai sedikit kondusif untuk berbicara. Segala gejolak emosi yang tadinya tertahankan dan mendesak di dada telah mulai mencair dan keluar beserta deraian air mata sang anak. Mereka berdua kemudian duduk di lantai dengan alas sebuah tikar pandan. Terlihat beberapa potong kue hari raya dan gelas minuman menghiasi jarak antara mereka berdua.
"Berapa gaji kau sebulan nak..??" Ibunya memulai pertanyaan. “Kalau dihitung dengan mata uang kita sekitar 50 juta.” Jawab sang anak.
Kemudian sang ibu beranjak dari tempat duduknya, menuju ke kamarnya dan mengambil sebuah kantong kain yang berisi penuh dengan uang kiriman anaknya. Kemudian sang ibu duduk kembali di tempat duduknya semula yang berada tepat di depan anaknya. Kemudian ibunya berkata :
“Sekarang dengarkan ibu, nak.” Ibunya berkata dengan suara yang berat.
“Ibu mohon kepadamu untuk satu kali ini saja…” terdengar suara ibunya yang semakin berat, dan kemudian terlihat butiran air mata yang mulai merembes d ipelupuk mata ibunya. “Engkau duduk di sini selama 1 jam saja bersama ibu, dan ibu bayar waktumu ini dengan semua uang ini.” ***SELESAI****
(A Story by Icun Abra bin Abdullah)

Kado cinta hikmah renungan:

Sahabat, “Sesungguhnya yang membahagiakan orang tua adalah ketika melihat jasad anaknya yang menjenguknya, bukan uang anaknya. Bagi orangtua, satu jam bahkan kurang dari satu jam bersama anaknya jauh lebih bermakna dari seluruh kekayaan anaknya meskipun sang anak orang yang paling kaya di atas dunia ini. Buat yang lagi merantau, buat yang sudah lama tidak menjenguk orang tuanya. Pulanglah…Lihatkan senyumanmu kepada orang tuamu, izinkan mereka melihat puas wajahmu walau untuk satu detik saja.” Begitulah komentar dari Icun Abra saat mendengarkan kisah ini dari salah seorang ustadz yang berceramah di bulan Ramadhan 2007.
Sungguh betapa besarnya kasih sayang dan cinta seorang ibu. Takkan tergantikan sepanjang masa dan oleh materi. Dia hanya butuh anaknya, anak yang dikandung dan dilahirkan dari rahimnya sendiri dengan mempertaruhkan nyawanya. Bahkan waktu 1 jam lebih berharga dari yang diberikan anaknya. Maka, dari itu apa yang terjadi dalam kehidupan kita setiap harinya ada pesan cinta, moral dan kasih sayang yang telah diselipkan di celah-celah alam semesta ini. Hidup akan indah saat setiap orang mau menunjukan cinta dan kasih sayang secara nyata, baik itu pada orang tua, kekasih, sesama maupun dengan alam sekitar.
Satu hal yang harus kita ingat bahwa untuk meraih sukses dan bahagia, salah satu kuncinya adalah berbakti pada orang tua. Kita tidak akan menemukan kesuksesan sejati jika kita melupakan mereka yang berjuang untuk kita sehingga kita bisa meraih semua itu. Salah satu pesan cinta dari kehidupan dan sebagai inspirasi sukses terbesar adalah selalu memberikan yang terbaik kepada orang tua dan keluarga.
Catatan hati: Untuk semua sahabat, sungguh kehidupan akan tersenyum saat kita berlajar membacanya dalam nada hikmah dan cinta. Jangan pernah lupa cinta mereka yang tulus mencintaimu dan ingin selalu bersamamu walaupun hanya dalam bait-bait do’a.

Hidangan Tafakur:

Hayati 8 Kado Cinta Istimewa

Inilah saatnya kita bepikir tentang hal yang sangat berarti sejak kita dilahirkan. Yaitu kasih sayang orang tua dan keluarga. Berikut akan kita hayati 8 kado istimewa bagi kita yang tak ternilai harganya yang akan kita berikan kepda orang-orang yang kita cintai yang pernah disampaikan oleh Andi Muzaki dalam Keebook Private Librarynya:

KEHADIRAN

Sungguh indah dan kehadiran orang yang dikasihi merupakan kado yang paling indah bahkan tidak bisa digantikan dengan hal lain. Kita harus bertemu dan melihat wajahnya walau sesaat. Begitulah mungkin yang akan kita katakan bagi orang yang kita kasihi. Dengan era modern, kita sebenarnya juga bisa hadir melalui HP, surat, faks dan foto. Namun, secanggih apa pun tekhnologi, pertemuan fisik tetap menjadi dambaan semua orang tua dan anak. Jadi dengan berada di sampingnya, kita dapat berbagi perasaan secara utuh, langsung dan intensif. Maka, jadikan kehadiran kita sebagai penawar kebahagiaan.

MENDENGAR

Tidak banyak manusia yang berusaha memberikan kado ini. Seperti yang kita ketahui bahwa orang lebih suka didengarkan dibandingkan mendengarkan. Salah satu cara memusatkan perhatian dan kasih sayang kita kapada orang tua, teman dll adalah bersikap sopan di hadapan mereka dan berlapang dadalah dalam mendengarkan apa yang mereka sampaikan. Jangan pernah sekali-kali menampakkan sikap acuh tak acuk kita, atau memotong pembicaraan atau bahkan kita sengaja tidak mau mendengarkannya. Karena itu akan menjadi langkah awal rusaknya keharmonisan hubungan, apalagi pada orang yang lebih tua.

DIAM

Selain ucapan yang keluar dari mulut yang terdengar, diam juga memiliki pengaruh ada kekuatan tersendiri. Diam bisa juga digunakan untuk membuat situasi tidak kondusif, membingungkan, munghukum bahkan mengusir. Namun lebih dari itu, diam adalah kado yang indah bila ia menjadi cara menunjukan sikap sopan dan cinta kita kepada orang kita kasihi, sebab kita memberinya ‘ruang’ untuk memikirkan apa yang sedang terjadi. Bahkan Rasulullah jika ia tidak suka dengan sikap istrinya ia tidak langsung memvonis, namun dengan diamnya istrinya tahu kalau ada hal yang kurang berkenan.

KEBEBASAN YANG BERTANGGUNG JAWAB

Kita tidak bisa mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya tanpa melakukan aktifitas positif. Namun lebih dari itu adalah bagaimana kita memberikan kepercayaan dan amanah yang akan ia emban dan bisa dipertanggung jawabkan atas apa yang ia putuskan dan lakukan dalam kehidupannya.

KINDAHAN

Siapa yang tidak bahagia jika anak atau orang tua kita tetap sehat dan tersenyum saat kita temui. Tampil indah dengan wajah yang bahagia merupakan kado yang indah. Indah dalam segi pakaian, rumah dan yang paling penting adalah keindahan hati. Karena cinta adalah perpaduan keindahan itu sendiri.
TANGGAPAN POSITIF
Terkadang, tanpa sadar kita sering memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Ironinya lagi, seolah-olah tidak ada yang benar dari diri mereka dan kebenaran mutlak itu hanya bagi kita. Maka, mulai detik ini hadiahkan kado tanggapan positif kepada orang tua, sahabat, suami atau istri kita. Lakukan dengan tulus dan nyata. Ingat lah, kira-kira seberapa sering anda mengucapkan terimakasih pada mereka dan kapan terakhir kalinya ucapan itu anda nyatakan? Dan ingat juga, pernahkan kita memberikan apresiasi atas keberhasilannya? Atau meminta maaf jika kita melakukan kesalahan, walau harus memulainya hari ini.

KESEDIAAN MENGGALAH

Saatnya kita secara perlahan belajar berpikir dan berjiwa besar dalam menghadapi masalah. Karena tidak semua masalah layak menjadi bahan pertentangan dan apalagi memicu konflik pertengkaran. Jika kita mulai membuka hati dan pikiran untuk bisa melakukan hal terbaik pada saat genting ini, berarti kita sudah siap memberikan kado yang kita sebut “kesediaan mengalah.” Pepatah mengatakan Mengalah bukan berarti kalah, namun lebih menunjukkan kedewasaan kepribadian seseorang. Cara ini bisa memudarkan rasa sakit hati atau dendam dan sekaligus mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

SENYUMAN

Seperti yang dikatakan pepatah, senyum itu adalah megic dan memberikan energi luar biasa. Percaya atau tidak, kekuatan senyuman sangat besar pengaruhnya. Telebih lagi kita berikan secara tulus pada mereka yang kita sayangi tanpa diminta atau berpikir panjang. Ini adalah satu cara mencairkan hubungan yang beku, memberi semangat, mencerahkan suasana yang suram, bahkan penawar jiwa yang gundah. Pertanyaan, kapan terakhir kalinya kita menghadiahkan kado senyuman istimewa kepada orang tua, sahabat, suami atau istri? Pikiran yang luar biasa akan berujung pada nol besar tanpa tindakan nyata. Pikirkan kasih sayang mereka, lalu siapkan diri Anda untuk membagi kado-kado istimewa itu.

Dikutip dari Buku "Kado Cinta untuk Sahabat di Seluruh Dunia"
Karya:
Muklisin al-Bonai
Fathromi Ramdlon
Hendri F.A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar