SAGANG KENCANA adalah penghargaan yang diberikan kepada seniman budayawan yang dedikasi mereka dinilai telah mampu menembus batas – batas lazim berkesenian. Anugerah ini hanya akan diberikan pada waktu yang spesial. Kali ini bersempena dengan 15 tahun Anugerah Sagang, Anugrah ini diberikan kepada orang-orang terpilih yang sudah mendedikasikan dirinya, pemikirannya, serta karyanya untuk kemajuan kebudayaan Melayu dan mereka adalah :
Amrun Salmon Dialah salah seorang perupa yang kini tunak menggeluti batik. Di tangan anak jati Siak Sri Indrapura kelahiran 17 Oktober 1948 ini, batik yang sempat diragukan bisa tumbuh di tanah Melayu, di tangan Amrun ternyata tetap bisa hidup. Amrun setia pada azamnya, berkarya sehingga mencegah batik Riau menjadi fosil.
Pemilik Sanggar Semat Tembaga ini memproduksi batik dengan motif Melayu Riau. Kegelisahan Amrun melihat bahwa selama ini orang Riau kalau ke mana-mana selalu hanya memakai baju Melayu ternyata mampu menyentak Amrun untuk akhirnya kini memilih berkiprah di bidang batik. Di tangan Ayah tiga putri ini, pola tekat dengan motif vertikal diadopsi ke dalam bentuk batik tabir. Berkat Amrun, motif-motif batik kini tak cuma tinggal di buku-buku. Ia telah menjadi teras Melayu dari ornamen dan dekorasi.
BM Syamsuddin Memulai karirnya sebagai penulis puisi tapi kemudian lebih tunak sebagai penulis cerpen. Selain menulis sajak dan karya-karya fiksi (roman), pria kelahiran Sedanau, Natuna ini juga banyak menulis esei, kritik dan artikel kebudayaan di berbagai media massa di Indonesia. Pemilik nama lengkap Bujang Mat Syamsuddin ini juga pernah terjun ke dunia jurnalistik.
Cerpen fenomenalnya, Cengkeh pun Berbunga di Natuna, mendapat perhatian khalayak sastra Riau ketika terbit di harian Kompas pada tahun 1991. Cerpen-cerpen penting lainnya antara lain Perempuan Sampan, Toako, Kembali ke Bintan, Bintan Sore-sore, Gadis Berpalis, Pemburu Pipa Sepanjang Pipa, Nang Nora, dan Jiro San, Tak Elok Menangis.
Setamat SGA BM Syam menjadi guru di sekolah rendah dan menengah di Pekanbaru pada tahun 1955-1981, di samping bertugas di Subseksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Pekanbaru selama 10 tahun. BM Syam juga menjadi dosen luar biasa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau (FKIP UIR).
M YAZID Adalah maestro sekaligus simbol kebangkitan tari zapin di Indonesia. Dikenal hingga ke serata negara dan berkat dedikasinya menerima Anugerah Kebudayaan dari pemerintah Indonesia. Anak jati Desa Latak Bengkalis ini tunak menggiatkan zapin pada kanak-kanak hingga orang tua. Bahkan kampung Meskom di Bengkalis yang dibinanya, dikenal sebagai Kampung Zapin.
Ia pantang menyerah dan memberikan pencerahan bagi dunia seni budaya Melayu. Belajar tari zapin sejak kanak-anak dan telah berhasil pula menemukan 20-an bunga dan pecahan zapin. Tari zapin sudah mendarah daging dalam dirinya dan karena itu ia terus mencipta hingga akhir hayatnya. Yazid sangat mencintai seni tradisi dengan berbuat dan memberikan cakrawala berkesenian di Riau dengan caranya sendiri. M Yazid menyemai, menumbuhkan dan memelihara zapin tanpa pamrih karena kecintaan yang mendalam. Itu karena kesadarannya akan pentingnya khazanah Melayu sebagai warisan yang sangat berharga ke masa depan.
OK Nizami Jamil Telah menulis banyak buku-buku tentang kesenian tradisional Riau. Terutama yang menyangkut adat istidat Melayu Riau. Termasuk salah seorang yang setia untuk menjaga tata cara dan norma-norma kehidupan masyarakat Melayu, agar tetap menjadi warisan tamaddun Melayu. Oka dan para pemangku adat Riau tetap terus memperbaharui nilai-nilai budaya Melayu agar tetap lestari dan terus memberi makna dalam kehidupan yang terus berubah ini.
Bersama Johan Syarifuddin (mantan Bupati Bengkalis), OK Nizami menemukan arsitektur Selembayung, ornamen khas Melayu yang menjadi salah satu ciri arsitektur Melayu yang dipakai di rumah-rumah dan bangunan di daerah Riau. Sekarang, selembayung itu menjadi ciri khas bangunan-banguan di Riau. Menjadi ciri dan roh arsitektur bangunan yang kemudian dikembangkan secara kreatif oleh para arsitek Riau dalam menciptakan ornamen-ormanen baru dengan selembayung sebagai terasnya.
Oka juga adalah contoh seorang pendidik yang komitmennya pada dunia pendidikan tidak pernah surut. Sekarang ini, meskipun sudah pensiun, tetapi dia tidak pernah meninggalkan gelanggang pendidikan. Saat ini hari-hari nya diisi dengan kegiatan pramuka. Di dunia seni budaya dan adat istiadat, dia masih tetap terlibat, seperti menjadi juri berbagai event kesenian dan kebudayaan. Juga tetap menjadi pengurus Lembaga Adat Melayu Riau ( LAMR ).
Soeman Hs Tetak tangan dan goresan penanya seperti Kawan Bergelut, Mencari Pencuri Anak Perawan, Kasih Tak Terlarai, Percobaan Setia dan Tebusan Darah adalah karya-karya molek yang banyak dipuji. Lelaki kelahiran Desa Batantua, Bengkalis, 4 April 1904 ini telah memberi warna tersendiri jika disandingkan dengan karya-karya sebelumnya telah mengharumkan nama Riau di pentas kesusastraan Indonesia. Ia salah seorang pengarang yang produktif di masa Balai Pustaka. Dalam tangan Soeman, Bahasa Melayu lama yang kaku dan beku menjadi cair kembali, luas mengalir berliku-liku, ringan beriak beralun-alun.
Soeman punya kedudukan yang luar biasa di antara para pengarang zaman prosa baru. Ia tak dapat disamai oleh pengarang prosa modern yang mana sekalipun. Soeman adalah salah satu tiang mocu atau pilar agung yang paling kokoh dalam kreativitas budaya Melayu.
Dialah pelopor cerita detektif Indonesia modern, cerita humor, serta pionir cerita mini Indonesia. Soeman juga adalah seorang tokoh pendidikan dan pendiri SLTA pertama di Pekanbaru, yakni SMA Setia Dharma pada tahun 1954. Tak kurang dari 37 tahun dari umurnya telah disumbangkan untuk kepentingan pendidikan dan pengarang.
Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu pada tanggal 24 Juni 1941 adalah pujangga Indonesia terkemuka. Setelah lulus SMA/ tahun 1956 Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan studinya di Fakultas sastra Inggris Universitas Padjadjajaran Bandung selama satu tahun di Fakultas Sosial Poitik Jurusan Administrasi sampai Doktoral II namun tidak menyelesaikan skripsi kesarjanaan karena sudah tertarik denganpenulisan kreatif.
Dari sajak-sajaknya itu Sutardji memperlihatkan dirinya sebagai pembaharu perpuisian Indonesia. Terutama karena konsepsinya tentang kata yang hendak dibebaskan dari kungkungan pengertian dan dikembalikannya pada fungsi kata seperti dalam mantra.
Pada musim panas 1974, Sutardji Calzoum Bachri mengikuti Poetry Reading International di Rotterdam. Kemudian ia mengikuti seminar International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat dari Oktober 1974 sampai April 1975. Sutardji juga memperkenalkan cara baru yang unik dan memikat dalam pembacaan puisi di Indonesia.
O Amuk Kapak merupakan penerbitan yang lengkap sajak-sajak Calzoum Bachri dari periode penulisan 1966 sampai 1979. Sekarang Sutardji Calzoum Bachri menetap di Jakarta dan tunak mengabdikan diri pada dunia seni.
SENIMAN/BUDAYAWAN PILIHAN SAGANG
Eddy Akhmad RM Caranya berkesenian yang kadang tak biasa telah menyentak perhatian banyak orang. Oleh Eddy, berbagai permasalahan social budaya disikapi dengan lantang, bahkan menabrak rambu-rambu kepatutan. Keberpihakannya pada kaum terpinggirkan pun ditunjukkan dengan lugas tanpa malu-malu. Oleh banyak orang, berbagai polah dan tindakannya kerap dianggap controversial, populis bahkan dianggap menunggangi kesenian.
Itulah Eddy. Tetapi sebagai seniman, anak jati Rengat kelahiran 12 April 1968 tetap tunak berkarya, puluhan puisi, cerpen, maupun tulisan-tulisannya terus mengalir dari minda lulusan fakultas Sastra Universitas Riau tahun 1986 ini. Seniman yang juga dikenal sebagai penyair huruf capital itu kini menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Riau.
Sebagai jurnalis, Eddy sudah bertungkus lumus sejak zaman pers kampus, hingga mengelola Koran Masuk Desa. Kini bapak dua anak ini berada di pemuncak karirnya sebagai pimpinan umum Koran Riau.
BUKU PILIHAN SAGANG
MUSA ISMAIL Lahir di Pulau Buru, Karimun, Kepri pada 14 Maret 1971. Tahun 1990 menamatkan SPGN di Tanjungpinang dan menyelesaikan kuliah di FKIP Unri jurusan Bahasa dan Sastra pada 1994. Aktif menulis sejak kuliah dan karyanya terbit di berbagai media cetak local maupun nasional. Cerpen dan eseinya juga terangkum di beberapa antologi . Aktif mengikuti berbagai kegiatan sastra dan budaya, dan kerap pula memenangi lomba sastra. Ia pernah menjadi wartawan Riau Pos, lalu mengubah haluan menjadi guru SMPN1 dan 2 Merbau. Kkini mengabdikan dirinya sebagai guru SMA 3 di Bengkalis. Cek Gu ini ingin terus menulis sampai batas.
KARYA NON BUKU
Hang Kafrawi Selain menulis karya sastra Hang Kafrawi juga aktif menyutradarai teater semenjak tahun 1997. Pementasan teaternya telah dilakukan di beberapa kota bahkan di luar negeri. Anak jati Teluk Belitung, Bengkalis, 22 Maret 1974 ini telah menerbitkan buku kumpulan puisi, naskah drama dan kumpulan cerpen, roman cerita rakyat, kumpulan naskah drama anak-anak serta antologi.
Hang Kafrawi juga membacakan puisi-puisinya di Batam, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Malaka dan di University Kebangsaan Malaya Selangor. Beberapa drama komedi televisi juga pernah di sutradarainya. Sekarang Hang Kafrawi berkhidmat di Akademi Kesenian Melayu Riau, sebagai direktur dan dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning. Film Mengejar Cahaya adalah salah satu karya yang disutradarai lulusan ISI Jogja ini, yang berangkat dari kerisauannya bagaimana anak-anak jati Melayu bisa berkarya yang bagus dan berkualitas dalam seni peran .
LEMBAGA/INSTITUSI PILIHAN SAGANG
Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UIN SUSKA RIAU ini pada awalnya bernama Pusat Penelitian yang bertujuan untuk sosialisasi IAIN Susqa dan penguatan kelembagaan terutama pengembangan dan peningkatan mutu penelitian, penerbitan jurnal dan hasil-hasil penelitian para dosen. Tahun 2002, pusat penelitian berubah menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) yang saat ini dipimpin oleh Drs Husni Thamrin , M.Si sejak 2006 hingga sekarang. LPP terdiri dari empat pusat penelitian, yaitu Pusat Studi Wanita, Pusat Penelitian Hukum dan HAM, Pusat Kajian Kerukunann Umat Beragama dan Pusat Penelitian Sosial dan Budaya dan Pengembangan Pendidikan. LPP yang bervisi mewujudkan LPP UIN sebagai lembaga utama riset yang mengkaji masalah Tamaddun Melayu, kajian keislaman iptek dan seni islam secara integral di kawasan Asis Tenggara ini telah menghasilkan berbagai karya ilmiah, melaksanakan berbagai riset, penelitian, seminar hingga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang konsern terhadap budaya Melayu, hingga menerbitakan ratusan buku.
ANUGERAH SERANTAU
Profesor Datuk Doktor Zainal Bin Kling, Lahir pada 27 November 1944 di negeri Melaka. Dosen senior antropologi dan sosiologi ini meraih gelar Sarjana Sastra di Universiti Malaya (UM) tahun 1970 dan gelar doktor di University of Hull, England tahun 1974. Menjadi tenaga pengajar di UM dari sejak 1967 dan terus berkarir di sana hingga meraih gelar Profesor penuh pada tahun 1992 . Selain itu ia melakukan kerja-kerja akademik khususnya sejarah Melayu. Kini ia juga bertugas di Jabatan Pengajian Fakultas Sains Sosial dan Kemanusiaan Universitas Pendidikan Sultan Idris, Perak, Malaysia.
KARYA JURNALISTIK PILIHAN SAGANG
Andi Noviriyanti, lahir pada 30 November, wartawan Riau Pos penjab desk lingkungan ini sebelumnya sudah tiga kali menjadi nominator Anugerah Sagang kategori karya jurnalistik budaya. Baru pada tulisannya kali keempat mengenai museum virtual Kuantan Singingi di jejaring facebook menarik perhatian Sagang untuk dipilih sebagai penerima Anugerah. Novi, sapaan akrabnya, kerap pula memenangi lomba karya tulis jurnalistik tingkat daerah maupun nasional.
Novi yang memulai karir jurnalistiknya sejak 2003 lalupun pernah berujar bahwa bukan karyanya yang hebat, tapi inovasi anak muda kuansing dalam menyelamatkan warisan sejarah mereka yang luar biasa.
KARYA PENELITIAN BUDAYA PILIHAN SAGANG
Dra. Sitti Syathariah, lahir di Dabo Singkep 29 Januari 1967. Guru Bahasa Indonesia SMA Cendana Pekanbaru ini meraih gelar sarjananya di FKIP Universitas Riau Jurusan Bahasa Indonesia pada tahun 1990. Bu Imas, sapaan akrab murid-muridnya ini juga hobi menulis dan membaca puisi. Beberapa puisinya diterbitkan di Majalah Sagang. Berbagai prestasi dari lomba tingkat local hingga nasional pernah diraih Cek Gu dua putra ini. Penelitian yang melingkupi bidang keahliannya yaitu bahasa, pun kerap pula dilakukannya, hingga salah satu karya penelitiannya Berpantun, Bersyair dan Bergurindam di Sekolah menjadi pilihan Anugerah Sagang 2010.
http://malaymusic.wordpress.com/2010/10/26/anugerah-sagang-kencana-ke-xv-2010/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar