COPY ESTAPET
DAN JEJAK SUKSES?
______________________________________________________________>>>
Sebaris sms masuk dalam HP saya,
“..,saya sangat berharap abang bisa membantu saya jadi penulis. Terimakasih
bang.” Sms ini dikirim pada tanggal 22 Februari 2014 oleh salah seorang peserta
seminar yang saya berkesempatan mengisi di UIN SUSKA RIAU. Seminar ini tentang
motivasi dan cara gila jadi penulis hebat.
Alhamdulillah, saya sangat terenyuh
dengan sms tersebut dari sekian ratus peserta yang mendaftar hanya satu yang
mengirim sms seperti itu. Sebelumnya ia menelpon teman saya mau menerbitkan
buku. Dan teman saya memberikan no hp saya kepada penulis muda ini dan ia pun
menelpon saya. Ia meminta saya untuk membaca atau mengoreksi tulisannya.
Saya kagum! pertama kagumnya kurang lebih 1 bulan seminar itu telah diadakan
hanya ia lah satu-satunya yang mengirim sms, kedua ia rupanya mendapat ilham setelah mengikuti seminar itu dan mengutakan motivasinya untuk segera menulis
buku (dan siap) dan ketiga ia tahu
cara untuk tumbuh sukses yaitu mencari mentor (pembimbing) atau orang yang akan
mengarahkan dan membinanya pada bidang yang ia tekuni.
Sejak saat mendapat sms tersebut
saya rasanya mendapat boom. Ya boom, boom motivasi bagi saya. Memang hampir 1
tahun lebih saya fakum dalam menulis dan belum menerbitkan naskah-naskah yang
terbengkalai. Makanya saya katakan, dalam kesunyian ia datang sebagai cambuk
motivasi bagi saya untuk bangkit dan berkarya kembali. Saya sangat kaget karena
boom yang ia kirimkan. Saya sangat bersyukur atas kejadian ini, ini bukan suatu
kebetulan tapi sudah dirancang.
Sebelum jauh melangkah, saya
teringat dengan sebuah film di salah satu tv swasta nasional, saking asyiknya
saya nonton saya tidak tahu apa judul filmnya sampai sekarang. Tapi saya mendapat
pelajaran dari film tersebut. Dikisahkan ada dua orang pekerja di bagian sedot
tinja. Tepatnya dua pemuda yang dibilang hidup mereka berantakan atau dikenal
“pecundang”. Pada hari itu ada pertandingan gulat Smack Down dengan bintang
yang dijagokan adalah Jimmy King. Mereka
berdua tidak ketinggalan dan ikut menonton langsung cara tersebut. Memang lagi
apes, Jimmy King yang dijagokan banyak orang dan dua pemuda tersebut kalah
dikeroyok dan dicurangi dengan sengaja oleh pemilik perusahaan pengada gulat
tersebut melalui lawan tanding Jimmy King.
Ratusan penonton termasuk dua
pemuda ini pun kecewa dan geram dengan pertandingan yang curang tersebut.
Mereka pun pulang usai acara sambil menumpahkan kekecewaan mereka dengan
mengoceh dan bernyanyi. Tanpa disadari ternyata mereka juga lagi apes mobil
tinja yang mereka bawapun mengalami kecelakaan dan terbalik. Masih ada
untungnya, keduanya selamat.
Mereka pun mencoba untuk pulang
dengan mencari tumpangan, tapi salah satu pemuda itu berkesimpulan mengapa
kejadian Jimmy King dan mereka hampir bersamaan. Dengan sangat tidak masuk akal
teman yang satu lagi ikut juga. Mereka bukannya pulang ke rumah tapi malah
mencari rumah Jimmy King yang berbeda kota.
Singkat cerita dengan bertanya
dengan orang-orang di kota mereka menemukan Jimmy King. Pada saat mereka temui
Jimmy King berada pada tempat persembunyian di rumah mobil berjalan (flat)
dengan memakai pakaian wanita dan rambut dandanan wanita juga. Jimmy King
awalnya tidak mengakui bahwa ia yang mereka cari. Rupanya Jimmy King Stress,
Down dan tertekan dengan kondisinya yang jatuh dari sang bintang jadi bukan
siapa-siapa.
Pada akhir cerita, kedua pemuda ini
membujuk Jimmy King dan meyakinkannya bahwa dia adalah raja gulat yang
seharusnya menang. Mereka memotivasi Jimmy King agar bertarung lagi. Tapi Jimmy
King malah takut, takut dibunuh oleh pemilik perusahaan. Setelah dengan susah
payah mereka berdua meyakinkan Jimmy King bahwa dia harus bertanding lagi,
dialah rajanya. Dan, benar berkat dua pemuda yang datang pada Jimmy King tadi
ia bangkit dari keterpurukannya dan akhirnya ia mendapatkan gelarnya sebagai
raja gulat..
Upss..Mungkin, bisa jadi itu yang
malah terjadi dengan saya, dengan sebagian orang yang dulunya punya prestasi,
punya masa emas tapi saat mereka jatuh tidak ada yang datang untuk mensuport mereka akhirnya mereka menerima
keadaan yang biasa-biasa saja dan mengangap itulah nasib mereka.
Namun saya bersyukur dengan
kedatangan penulis muda ini, menyadarkan saya akan sebuah tugas mulia bahkan
tanggung jawab yang cukup besar. Seperti dalam film Spider Man, “Semakin besar kekuatan yang anda miliki semakin besar tanggung
jawab yang anda emban.” Ya, kekuatan di sini bisa potensi, bakat, keahlian.
Nah, dalam hal ini tentunya untuk saya adalah menulis, bahkan Helvy Tiana Rossa
pernah berkata, “Kalau saya diberikan kepandaian menulis, tapi tidak saya
pergunakan maka saya berdosa.” Bisa jadi maksudnya, seharusnya dengan tulisan
yang kita tulis ternyata ada yang membuat orang insyaf tapi karena kita tidak
menuliskannya mereka malah terlanjur ke jurang.
Sisi lain yang ingin saya ulas
adalah sisi estapet. Penerus perjuangan.
Suatu yang jadi kecil artinya jika tidak bisa diteruskan atau dicontoh pada
generasi yang tak pernah kita temua karena kita tak pernah dan mau menitipkan
estapet kepada yang ada. Bahkan pada tingkat yang tinggi sukses bisa diartikan
“sukses itu meninggalkan jejak.” Jadi, orang yang sukses hakiki adalah dimana
kesuksesan yang ia raih, keahlian yang ia punya bisa dibagikan kepada orang
lain dan terus menerus bisa dipelajari atau menularkan isnpirasi untuk
diteladani.
Maka dari itu semua, sudah sepatutnya
kita yang punya anugerah keahlian bisa kita tularkan atau semacam copy paste (kita cari bahasa yang lebih
pas) ke generasi berikutnya dengan cara kita mau dan sungguh-sungguh
membimbing, membina mereka agar ilmu kita bisa maksimal kita transfer ya.. bisa
dibilang kloning..tapi mereka atau para kader kita harus lebih baik dan bisa
berinovasi dari apa yang kita ajarkan. Tidak perlu sama persis tapi setidaknya
kita telah menitipkan jejak melalui mereka.
Contoh agungnya bahwa Nabi Muhammad
adalah contoh mentor tersukses sepanjang sejarah, beliau telah memberikan copy paste pada para sahabat, terutama
Abu Bakar, Umar, Utsman binA Affan, Ali bin Abi Thalib dan para sahabat
lainnya. Sehingga ajaran beliau tetap utuh sampai kepada kita. Copy paste atau proses estapet
kaderisasi yang seperti itulah yang seharusnya kita jadikan contoh. Siap
dibimbing dan membimbing. Siap sukses, disukseskan dan mensukseskan. (Rimbo
Panjang, 18.03.14, 23.16) (Muklisin Raya Al-Bonai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar