Senin, 24 Maret 2014

SUKSES ITU MENINGGALKAN JEJAK

COPY ESTAPET
DAN JEJAK SUKSES?

______________________________________________________________>>>
Sebaris sms masuk dalam HP saya, “..,saya sangat berharap abang bisa membantu saya jadi penulis. Terimakasih bang.” Sms ini dikirim pada tanggal 22 Februari 2014 oleh salah seorang peserta seminar yang saya berkesempatan mengisi di UIN SUSKA RIAU. Seminar ini tentang motivasi dan cara gila jadi penulis hebat.
Alhamdulillah, saya sangat terenyuh dengan sms tersebut dari sekian ratus peserta yang mendaftar hanya satu yang mengirim sms seperti itu. Sebelumnya ia menelpon teman saya mau menerbitkan buku. Dan teman saya memberikan no hp saya kepada penulis muda ini dan ia pun menelpon saya. Ia meminta saya untuk membaca atau mengoreksi tulisannya.
Saya kagum! pertama kagumnya kurang lebih 1 bulan seminar itu telah diadakan hanya ia lah satu-satunya yang mengirim sms, kedua ia rupanya mendapat ilham setelah mengikuti seminar itu dan  mengutakan motivasinya untuk segera menulis buku (dan siap) dan ketiga ia tahu cara untuk tumbuh sukses yaitu mencari mentor (pembimbing) atau orang yang akan mengarahkan dan membinanya pada bidang yang ia tekuni.
Sejak saat mendapat sms tersebut saya rasanya mendapat boom. Ya boom, boom motivasi bagi saya. Memang hampir 1 tahun lebih saya fakum dalam menulis dan belum menerbitkan naskah-naskah yang terbengkalai. Makanya saya katakan, dalam kesunyian ia datang sebagai cambuk motivasi bagi saya untuk bangkit dan berkarya kembali. Saya sangat kaget karena boom yang ia kirimkan. Saya sangat bersyukur atas kejadian ini, ini bukan suatu kebetulan tapi sudah dirancang.
Sebelum jauh melangkah, saya teringat dengan sebuah film di salah satu tv swasta nasional, saking asyiknya saya nonton saya tidak tahu apa judul filmnya sampai sekarang. Tapi saya mendapat pelajaran dari film tersebut. Dikisahkan ada dua orang pekerja di bagian sedot tinja. Tepatnya dua pemuda yang dibilang hidup mereka berantakan atau dikenal “pecundang”. Pada hari itu ada pertandingan gulat Smack Down dengan bintang yang dijagokan adalah  Jimmy King. Mereka berdua tidak ketinggalan dan ikut menonton langsung cara tersebut. Memang lagi apes, Jimmy King yang dijagokan banyak orang dan dua pemuda tersebut kalah dikeroyok dan dicurangi dengan sengaja oleh pemilik perusahaan pengada gulat tersebut melalui lawan tanding Jimmy King.
Ratusan penonton termasuk dua pemuda ini pun kecewa dan geram dengan pertandingan yang curang tersebut. Mereka pun pulang usai acara sambil menumpahkan kekecewaan mereka dengan mengoceh dan bernyanyi. Tanpa disadari ternyata mereka juga lagi apes mobil tinja yang mereka bawapun mengalami kecelakaan dan terbalik. Masih ada untungnya, keduanya selamat.
Mereka pun mencoba untuk pulang dengan mencari tumpangan, tapi salah satu pemuda itu berkesimpulan mengapa kejadian Jimmy King dan mereka hampir bersamaan. Dengan sangat tidak masuk akal teman yang satu lagi ikut juga. Mereka bukannya pulang ke rumah tapi malah mencari rumah Jimmy King yang berbeda kota.
Singkat cerita dengan bertanya dengan orang-orang di kota mereka menemukan Jimmy King. Pada saat mereka temui Jimmy King berada pada tempat persembunyian di rumah mobil berjalan (flat) dengan memakai pakaian wanita dan rambut dandanan wanita juga. Jimmy King awalnya tidak mengakui bahwa ia yang mereka cari. Rupanya Jimmy King Stress, Down dan tertekan dengan kondisinya yang jatuh dari sang bintang jadi bukan siapa-siapa.
Pada akhir cerita, kedua pemuda ini membujuk Jimmy King dan meyakinkannya bahwa dia adalah raja gulat yang seharusnya menang. Mereka memotivasi Jimmy King agar bertarung lagi. Tapi Jimmy King malah takut, takut dibunuh oleh pemilik perusahaan. Setelah dengan susah payah mereka berdua meyakinkan Jimmy King bahwa dia harus bertanding lagi, dialah rajanya. Dan, benar berkat dua pemuda yang datang pada Jimmy King tadi ia bangkit dari keterpurukannya dan akhirnya ia mendapatkan gelarnya sebagai raja gulat..
Upss..Mungkin, bisa jadi itu yang malah terjadi dengan saya, dengan sebagian orang yang dulunya punya prestasi, punya masa emas tapi saat mereka jatuh tidak ada yang datang untuk mensuport mereka akhirnya mereka menerima keadaan yang biasa-biasa saja dan mengangap itulah nasib mereka.
Namun saya bersyukur dengan kedatangan penulis muda ini, menyadarkan saya akan sebuah tugas mulia bahkan tanggung jawab yang cukup besar. Seperti dalam film Spider Man, “Semakin besar kekuatan yang anda miliki semakin besar tanggung jawab yang anda emban.” Ya, kekuatan di sini bisa potensi, bakat, keahlian. Nah, dalam hal ini tentunya untuk saya adalah menulis, bahkan Helvy Tiana Rossa pernah berkata, “Kalau saya diberikan kepandaian menulis, tapi tidak saya pergunakan maka saya berdosa.” Bisa jadi maksudnya, seharusnya dengan tulisan yang kita tulis ternyata ada yang membuat orang insyaf tapi karena kita tidak menuliskannya mereka malah terlanjur ke jurang.
Sisi lain yang ingin saya ulas adalah sisi estapet. Penerus perjuangan. Suatu yang jadi kecil artinya jika tidak bisa diteruskan atau dicontoh pada generasi yang tak pernah kita temua karena kita tak pernah dan mau menitipkan estapet kepada yang ada. Bahkan pada tingkat yang tinggi sukses bisa diartikan “sukses itu meninggalkan jejak.” Jadi, orang yang sukses hakiki adalah dimana kesuksesan yang ia raih, keahlian yang ia punya bisa dibagikan kepada orang lain dan terus menerus bisa dipelajari atau menularkan isnpirasi untuk diteladani.
Maka dari itu semua, sudah sepatutnya kita yang punya anugerah keahlian bisa kita tularkan atau semacam copy paste (kita cari bahasa yang lebih pas) ke generasi berikutnya dengan cara kita mau dan sungguh-sungguh membimbing, membina mereka agar ilmu kita bisa maksimal kita transfer ya.. bisa dibilang kloning..tapi mereka atau para kader kita harus lebih baik dan bisa berinovasi dari apa yang kita ajarkan. Tidak perlu sama persis tapi setidaknya kita telah menitipkan jejak melalui mereka.
Contoh agungnya bahwa Nabi Muhammad adalah contoh mentor tersukses sepanjang sejarah, beliau telah memberikan copy paste pada para sahabat, terutama Abu Bakar, Umar, Utsman binA Affan, Ali bin Abi Thalib dan para sahabat lainnya. Sehingga ajaran beliau tetap utuh sampai kepada kita. Copy paste atau proses estapet kaderisasi yang seperti itulah yang seharusnya kita jadikan contoh. Siap dibimbing dan membimbing. Siap sukses, disukseskan dan mensukseskan. (Rimbo Panjang, 18.03.14, 23.16) (Muklisin Raya Al-Bonai)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar