Selasa, 05 Mei 2009

Berbagi Makna dan Hikmah Hidup

Kesempatan emas, miliki buku perdana
"Berani Maju Tanpa Rasa Malas." Karya: Muklisin Al-Bonai
Berikut Kata Pengantarnya:
LEMBAR PETUALANGAN LUARBIASA
PRAKATA
Berani Untuk Maju
Geliat Orang Sukses Dalam Berpikir Maju dan Berbuat Luarbiasa
Puja-puji syukur setulus hati yang paling dalam untuk yang Maha segala Maha, Maha menciptakan dan sekaligus Maha mengatur apa yang telah diciptakan-Nya. Tiada satupun yang luput dari pada penglihatan Ilmu-Nya. Tiada satupun yang tak pernah menikmati nikmat dan karunia-Nya. Semua dan sebaik-baik persembahan ini hanya untuk-Mu ya Allah Rabbil ‘Alamin.
Dengan ketulusan hati, kami kirimkan shalawat beserta salam kepada Rasul utusan-Mu yang Ummi sebagai teladan sepanjang zaman, untuk keluarga, para sahabat-sahabat beliau dan pada ummat beliau yang selalu setia sepanjang masa dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai acuan standar hidup kami umatmu dan semoga dengan kami selalu bershalawat untukmu wahai buah hati Aminah, penghulu para Rasul, semoga dengan izin Allah, safa’atmu kami semua mendapatinya.
Geliat Orang Sukses Dalam Berpikir Maju dan Berbuat Luarbiasa
Banyak orang ingin maju dan Sukses. Akan tetapi setelah mereka menjalani kehidupan full dengan tantangan dan ujian, maka tidak sedikit dari mereka yang hanya berjalan di tempat atau bahkan keluar dari rel kesuksesan.
Salah satu kerikil ujian dan tantangan hidup yang mereka jumpai adalah rasa tidak berani untuk maju dan sifat malas yang tidak terkendali. Seperti yang dikatakan David J Schwartz, ”Musuh nomor satu kesuksesan itu adalah rasa takut”. Jika seseorang masih bertahan dengan rasa takut, malu untuk melakukan hal yang positif, maka ia tidak akan sampai pada puncak kesuksesan hidup. Seperti yang dikatakan oleh Bung Karno, ”Apabila di dalam diri seseorang itu masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun”.
Jika keberanian untuk berpikir maju dan berbuat luarbiasa itu tidak ada dalam diri seseorang, maka yang akan dominan dan menguasai dirinya adalah rasa malas. Malas merupakan sifat yang dimiliki oleh manusia yang masih menjadi misteri adanya dalam diri manusia, namun sangat besar dampaknya bagi pribadi dan kemajuan serta kemunduran peradaban suatu ummat.
Memang benar, kalau kita hanya bermalasan, maka kita akan menerima rapor merah kehidupan yang suram. Ingat kata pepatah kuno yang masih antik yang mungkin hampir dilupakan yang spontan telah memberi pengaruh besar bagi semangat perjuangan, “Rajin pangkal pandai, malas pangkal bodoh.”
Pada dasarnya rasa malas, bukan suatu sandungan dalam kehidupan, tapi lebih merupakan uji kelayakan manusia yang memproklamirkan keimanan dalam dirinya.
Dengan kata lain, bagaimana dengan mereka yang bergeliat sukses, berpikiran maju dan berbuat luarbiasa dalam mengatasi malas? Orang-orang sukses, mereka tidak menjadikan malas sebagai sekretaris pribadi, teman sepi, penghilang suntuk dan teman setia. Tetapi mereka berseberangan dengan malas, mereka tidak berteman dengan malas. Sebenarnya tidak ada orang yang malas, tapi karena tidak memiliki tujuan yang jelas itu lah yang membuat malas.
Kalau sudah malas, jangankan untuk melakukan hal besar, terkadang untuk membuka mata dan mengangkat kepala saja sangat sulit, apalagi untuk mengubah peradaban ummat kearah yang lebih baik.
Kadang kebanyakan orang berpikir adakah obat malas? Kalau ada berapapun harganya akan saya beli. Nah, seumur hidupnya tidak akan menemukan obat malas yang berbentuk tablet, kapsul atau jamu apalagi sirup untuk mengobati malas, tapi yang ada hanya obat kuat tablet, tablet menambah stamina, obat letih, lesu, obat pusing, jamu pelangsing atau sirup obat batuk dan sebagainya.
Pada hakikatnya, obat malas itu ada, dan benar-benar ada pada diri kita. Kenapa harus pergi ke apotek atau ke dukun beranak? Namun kita telah menyediakan berbagai macam ramuan untuk megobati malas ini yang tidak berbentuk tablet, cairan, bubuk atau sirup, dan yang jelas obat ini telah dikemas dengan rapi, siap dikonsumsi dan dirasakan khasiatnya bagi kehidupan kita dan semua orang. Yang terpenting butuh keberanian dan kesungguhan untuk meninggalkan kebiasaan malas. Dengan membaca buku ini berarti Anda telah mencoba berusaha untuk memiliki keberanian dalam mengatasi sifat malas.
Nah, dalam buku ini kami mengajak Anda berpetualangan untuk mengupas panjang lebar tentang problematika sifat malas, hayati dengan hati terbuka, maka sesuatu hal positif akan membuka cakrawala berpikir dan tindakan Anda untuk berani maju dan berani mengatasi malas.
Oleh karena itu, timbulah dorongan yang dahsyat dan menggebu-gebu dalam hati penulis yang menyesakkan dada untuk terjun kelapangan secara langsung, untuk mengetahui tentang penyebab kemunduran umat yang maju terdahulu, namun kini mundur dan terpuruk karena disebabkan kemalasan berbuat setelah merasa maju, malas untuk melakukan pembangunan yang positif baik segi agama, bangsa dan negara. Namun tak kalah pentingya membangun pribadi-pribadi setiap orang yang harus berjuang melawan rasa malas yang akan menghancurkan mental positif mereka.
Ingatlah! Apa yang dikatakan teladan sepanjang zaman, baginda Nabi Muhammad SAW di akhir perang badar, beliau berpesan kepada sahabatnya, sebuah pesan yang sangat terkenal,, “Kita baru saja menghadapi peperangan berat, dan peperangan yang sangat berat sesungguhnya perang melawan hawa nafsu (sifat-sifat tercela; termasuk sifat malas).” Inilah yang kita hadapi saat ini, yaitu perang dalam menaklukkan diri sendiri.
Allah Yang Maha Agung menyaksikan keinginan dan tekad yang bulat dalam dada penulis untuk menoreh tinta kebenaran, bukan bermaksud mentausyiahi atau mengajar Anda yang barang kali Ilmu dan pengalaman lebih mendalam, namun semua ini adalah untuk sebuah kebenaran yang mesti tetap tegak lurus dan untuk membangun mental pribadi yang hampir lelah dalam berjuang. “Katakanlah yang benar meski pahit”. Dan juga karena posisi kita dalam mengahadapi hidup ini memiliki problematika yang sama. Kita yakin setiap manusia mirip dalam memiliki keinginan untuk sukses, untuk menang, tapi kita juga punya kemiripan dalam hal tertentu, salah satunya memiliki ujian “malas”, maka Rasulallah SAW sendiri selalu berdo’a kepada Allah agar terhindar dari sifat lemah dan malas ini, bagaimankah kita yang jauh dari kesempurnaan? Kepada siapa kita memohon pertolongan agar terlepas dari sifat malas ini? Tentulah hanya Allah yang mampu menolong kita.
Jangan khawatir! Semua penyakit ada obatnya kecuali maut dan rambut putih(tua), nah, begitu pula sifat malas sudah barang tentu ada obatnya. Secara garis besar malas akan bisa diatasi dengan niat yang bagus, memiliki cita-cita dan tujuan hidup yang jelas, semangat yang tinggi, tekad yang bulat, serta motivasi yang kuat dan selalu dipupuk dan yang paling penting adalah memohon pertolongan-Nya dengan do’a-do’a yang telah dianjurkan-Nya. Jika Anda penasaran, ikuti saja petualangan di halaman pembahasannya.
Keprihatinan yang besar untuk generasi pejuang tangguh dan ummat ini, yang semakin hari semakin meyedihkan pribadinya, salah satu yang kerap ganggu tidur penulis, namun secara spontan telah menyadarkan dan memberikan spirit berjuang keras dalam diri penulis untuk menulis, mengumpulkan materi dan terjun kelapangan untuk sebuah kebenaran yang akan dipersembahkan dalam perjuangan ini.
“Taatlah kepada Allah sesuai kemampuanmu,” begitu juga diri kita telah berusaha berjuang dalam bidang kita sesuai kemampuan kita. Hanya inilah yang dapat penulis sumbangkan untuk perjuangan ini sesuai dengan kemampuan penulis dengan disadari masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, mohon do’a dan semoga apa yang kita lakukan mendapat pertolongan Allah dan Ridha-Nya dan Anda adalah pejuang, perjuangan Anda adalah memiliki tulisan ini, membacanya dan menela’ah isinya serta menyampaikan hal yang benar kepada orang lain. Benar! Kita semua adalah pejuang dengan cara dan sesuai kemampuan kita.
Sebuah prinsip bagi penulis, ”biarlah saya berada didasar samudra asalkan kebenaran yang ingin saya sampaikan bisa diketahui oleh orang yang berada di puncak gunung tertinggi.”
Haruslah apa yang kita sampaikan kepada orang lain full manfaat, bukan sebatas materi. Namun prinsip positif dan ikhlas adalah yang terpenting dan asalkan melakukan sesuatu tanpa pamrih. “Biarlah saya tidak populer dan dikenal oleh banyak orang, asalkan saya mengenal dan dikenal oleh Allah dan populer dikalangan malaikat-malaikat-Nya serta dikalangan orang-orang shaleh.”
Semoga tulisan sederhana ini menjadi amal shaleh di sisi Allah dan semoga bisa menjadi salah satu kontribusi perjuangan untuk berpartisipasi dalam pembangunan jiwa dan kebenaran, dan ini masih butuh koreksi, masukan, kritik dan saran yang membina serta membangun sekaligus mencerdaskan. Kepada Allah saya bertaubat atas kesalahan penyampaian dan bersyukur telah diberi kesempatan yang tak terhingga ini, kepada Anda semua saya mohon maaf atas kekhilafan dan kekurangan dalam hal ini dan berterimakasih atas kelapangan hati untuk menela’ah tulisan ini dan menyampaikannya kepada saudara-saudara kita yang lain. Dan, saudaraku jangan lupakan saya dalam do’amu. Semoga umat ini semakin berjaya dan berdiri lagi untuk maju. Semoga Allah mengumpulkan kita di jannah-Nya.
Pekanbaru, Desember 2008
Muklisin Al-Bonai Bin Amsar Jas
Berminat? Hub: 0852 656 333 14. Harga Rp. 23000 (takasimura)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar